Jumat, 02 Juli 2010

SISTEM RUJUKAN PERSALINAN

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan izin-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Askeb IV ini yang berjudul “PERSALINAN DENGAN RUJUKAN” tepat pada waktunya.
Selama penyusunan tugas ini penulis menyadari ada sedikit hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Irmayanti, S.S.T selaku Dosen Mata Kuliah yang dengan kesungguhan hati memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dalam penyusunan Tugas Mata Kuliah Askeb IV ini. Oleh sebab itu arahan, saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tugas ini dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Banjarmasin, Juli 2010

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Proses persalinan merupakan suatu proses mekanik, dimana suatu benda di dorong melalui ruangan oleh suatu tenaga. Benda yang didorong adalah janin, ruangan adalah Pelvis untuk membuka servik dan mendorong bayi keluar.

Jika tidak ada disproporsi antara Pervis dan janin normal dan serta letak anak tidak patologik, dapat di tunggu Partus spontan bila ada disproporsi feto Pelvik atau janin letak lintang maka terjadi persalinan Patologis (SC).

1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang kami angkat yaitu Bagaimana Persalinan rujukan pada kasus cephalopevik disproporsi.

1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat membedakan tentang perbedaan Panggul Normal dan Panggul Patologis. Atau dapat membedakan bisa bersalin normal atau persalinan secara abnormal (SC)

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian, mengumpulakan data dengan cara Anamnesa dan Observasi
b. Mampu menegakan diagnosis mengkaji masalah dan kebutuhan berdasarkan interprestasi data yang telah dikumpulkan
c. Mampu mengidentifikasi adanya masalah potensial
d. Mampu mengindentifikasi perlunya tindakan segera, kolaborasi dan rujukan
e. Mampu membuat rencana asuhan sebagai dasar untuk melaksanakan asuhan kebidanan
f. Mampu melakukan Implementasi secara efektif dan efesien
g. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan


1.4 MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.



BAB II
ISI

2.1 SISTEM RUJUKAN DALAM PERSALINAN
2.1.1 PENGERTIAN RUJUKAN
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dari satu unit ke unit yang lebih lengkap /Rumah Sakit) maupun horizontal (dari satu bagian ke bagian lain dalam satu unit) (Muchtar, 1977).

2.1.2 PENGERTIAN SISTEM RUJUKAN
Sistem rujukan adalah Suatu sistem pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertical (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun secara horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah).

2.1.3 PENGERTIAN PELAYANAN KEBIDANAN RUJUKAN
Pelayanan kebidanan rujukan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical.

2.2 TUJUAN RUJUKAN
a. Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik-baiknya.
b. Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap fasilitasnya.
c. Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (transfer knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat pendidikan dan daerah perifer (Muchtar, 1977).

2.3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RUJUKAN
a. Riwayat bedah sesar
b. Perdarahan pervaginam
c. Persalinan kurang bulan
d. Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang pecah
e. Ketuban pecah lebih dari 24 jam
f. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
g. Ikterus
h. Anemia berat
i. Tanda /gejala infeksi
j. Pre-eklampsia /Hipertensi dalam kehamilan
k. Tinggi fundus 40 cm/lebih
l. Gawat janin
m. Primapara dalam fase aktif kala I persalinan dan kepala janin masuk 5/5
n. Presentasi bukan belakang kepala
o. Presentasi ganda (mejemuk)
p. Kehamilan ganda (gemelli)
q. Tali pusat menumbung
r. Syok.

2.4 CEPHALOPELVIK DISPROPORTION (CPD) ATAU DISPROPORSI SEFALOPELVIK
2.4.1 PENGERTIAN
Cephalopelvik Disproportion (CPD) atau Disproporsi sefalo-Pervik adalah ketidak cocokan antara kepala janin dan bagian pervis tertentu yang harus dilaluinya (Kamus Kebidanan).

2.4.2 DISPROPORSI SEFALOPELVIK
Ada beberapa kemungkinan :
1. Imbang Sefalo-Pelvik baik
Partus dapat direncanakan pervaginam,namun demikian his,posisi kepala dan keadaan serviks harus diperhatikan selama partus.

2. Disproporsi Sefalo-Pelvik
Artinya bahwa janin tidak dapat dilahirkan secara normal pervaginam,bila anak hidup lakukan seksio sesaria (SC).

3. Kemungkinan Disproporsi
Mengandung arti yaitu imbang baik atau dapat terjadi disproporsi.

‘’Untuk mendapat kepastian maka harus dilakukan pemeriksaan radiologi dan atau Partus percobaan’’.

2.4.3 PEMERIKSAAN PANGGUL
Terdiri dari :
1. Pemeriksaan Panggul Luar
2. Pemeriksaan panggul dalam (VT) ,yang dievaluasi antara lain :
Promotorium, linea innominata, spina ischiadika, dinding samping, kurvatura sakrum, Ujung sakrum, dan arkus pubis.
Pada pemeriksaan ini dicoba memperkirakan ukuran :
• Konjugata Diagonalis dan konjungata vera
• Distansia Inter Spinarum ( diameter dispinarum )
• Diameter antaro – posterior pintu bawah panggul.
‘’Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan antara kehamilan pada minggu ke 34 – 35’’

• Kesempitan pada Pintu Atas Panggul
PAP sempit apabila konjungata vera kurang dari 10 cm atau diamter transversa kurang dari 12 cm.

• Kesempitan Panggul Tengah
Dengan sakrum melengkung sempurna, dinding- dinding panggul tidak berkonvergensi, foramen ischiadikum mayor cukup luas dan spina ischiadika tidak menonjol kedalam dapat diharapkan bahwa panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan. Ukuran terpenting adalah Distansia Interspinarum, apabila
ukuaran ini kurang dari 9,5 cm, perlu diwaspadai tentang kesukaran persalinan.

• Kesempitan Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul tidak merupakan bidang datar, tetapi terdiri atas segi tiga depan dan segi tiga belakang yang memmpunyai dasar yang sama, yakni distansia tuberrum. Apabila ukuran terakhir ini lebih kecil dari pada yang biasa maka sudut
Arkus pubis mengecil pula ( kurang dari 80 0 ). Agar supaya dalam hal ini kepala janin
dapat lahir, diperlukan ruangan yang lebih besar pada bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan diameter sagitalis posterior yang cukup panjang, persalinan pervaginam dapat dilaksanakan, walaupun dengan perlukaan luas pada perineum.
Dengan distansia tuberrum bersama dengan diameter sagitalis posterior kurang dari 15 cm timbul kemacetan pada kelahiran janin ukuran biasa.

Conjungata vera = Conjungata Diagonal – 1 1/2 cm.
CV = CD - 1 1 /2 cm.

Caranya :
Lakukan VT sampai teraba promotorium lalu ukur jari tangan yang masuk (CD), kemudian kurangkan 1 1/2 cm,kalau kurang dari 10 cm berarti panggul sempit.

2.4.4 PEMERIKSAAN BESARNYA JANIN
Pemeriksaan ini dilakukan sesaat sebelum partus atau watu partus kalau bentuk normal dan lelak anak memanjang yang menentukan Imbang feto-pelvik ialah kepala. Besarnya kepala rata- rata tergantung dari besarnya ( berat ) janin , oleh karena itu sebagian ukuran kepala digunakan berat badan janin.
Ada beberapa perkiraan berat badan janin :
1. Umur kehamilan dan taksiran persalinan.
2. Berat badan ditaksir melalui palpasi kepala pada abdomen.
3. Perhitungan menurut Poulsson- Lang Stadt.
Uterus dianggap sebagai suatu benda yang terdiri dari bahan homogen berbentuk elips. Jika letak janin mrmanjang, volume tergantung dari diameter transversa dan diameter longitudinal dari uterus yang diukur menggunakan jangka Bordeloque.Kemudian secara empirit dibuat suatu grafik yang menggambarkan hubungan antara BB dan jumlah kedua diameter itu.
4. Rumus Jhonsons – Toshak
Berdasarkan atas ukuran Mc. Donald yaitu jarak pubis dan batas antara fundus uteri melalui konveksitas abdomen.
BBJ = (MD – 12 ) x 155 gram.
Keterangan :
BBJ : Berat Badan Janin dalam gram
MD : Ukuran Mc. Donald dalam cm
Kepala belum masuk H III : (MD – 13 )
Kepala di H III : ( MD – 12 )
Kepala lewat H III : ( MD – 11 )
Bila ketuban sudah pecah ditambah 10 %
5. Dengan menggunakan alat- alat canggih ultra sonografi, diameter biparentalis
dapat diukur.

2.4.5 PROGNOSIS
Apabila persalinan dengan disproporsisefalo pelvik dibiarkan berlangsung sendiri tampa-bilamana perlu. Pengambiilan tindakan yang tepat, timbulnya bahaya bagi ibu dan janin (Sarwono).

1. Bahaya pada ibu
a. Partus lama yang sering disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis dan infeksi intrapartum
b. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan dapat timbul regangan segmen bawah uerus dan pembentukan lingkaranretrasi patologik (Bandl). Keadaan ini terkenal dengan ruptura uteri mengancam. Apabila tidak segera diambil tindakan untuk mengurangi regangan, akan timbul ruptur uteri
c. Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi sefalo pelvik jalan lahir pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul. Hal ini meninbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya Iskemia dan kemudian nekrosis pada tempat tersebut. Beberapa hari post partum akan terjadi fistula vesiko servikalis, atau fitula vesiko vaginalis atau fistula rekto vaginalis

2. Bahaya pada janin
a. Patuslama dapat meningkatkan kematian Perinatal, apabila jika ditambah dengan infeksi intrapartum
b. Prolasus Funikuli, apabila terjadi, mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan memerlukan kelahiranya dengan apabila ia masih hidup.
c. Dengan adanya disproporsi sefalopelvik kepala janin dapat melewati rintangan pada panggul dengan mengadakan moulage dapat dialami oleh kepala janin tampa akibat yang jelek sampai batas – batas tertentu. Akan tetapi apabila batas – batas tersebut dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium serebelli dan pendarahan intrakrahial
Selanjutnya tekanan oleh promontorium atau kadang – kadang oleh simfiksi pada panggul picak menyababkan perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala janin, malahan dapat pula meninbulakan fraktur pada Osparietalis.

2.4.5 PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Untuk Pelvimetri dibuat 2 buah foto
1. Foto pintu atas panggul
Ibu dalam posisi setengah duduk (Thoms), sehingga tabung rontgen tegak lurus diatas pintu atas panggul
2. Foto lateral
Ibu dalam posisi berdiri, tabung rontgen diarahkan horizontal pada trochanter maya samping

Dari keduanya dapat dilihat
a. Diameter transversa
b. Distansia Interspinarum
c. Jenis Pelvik
d. Conjugata diagonalis – conjugatavera
e. Dalamnya Pelvis
f. Diameter AP pintu bawah
g. Diameter sagitalis posterior (Cald well)
h. Bentuk sakrum, spina ischiadika

Jenis panggul wanita Indonesia. (Djaka dan Moeljo)
1. Gi nekord 64,2%
2. Antropord 16,3%
3. Platipelord 13,6%
4. Andrord 2,2%
5. Panggul Patalogik 3% (Sinopsis obstetri jilid I)


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ketidak cocokan antara kepala janin dan bagian pelvis tertentu yang harus dilaluinya. Sebaiknya dilakukan SC supaya ibu dan bayi selamat dan proses persalinan dapat diatasi dengan cepat, tepat dan singkat

3.2 SARAN
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Petugas – petugas Kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan pelayanan persalinan dengan aman dan tepat.



DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.indocina.net/viewtopic.php
2. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
3. Rustam, Muchtar. 1998 . Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar